Pemanfaatan lahan kosong digunakan agar lahan
yang terbengkalai atau kosong bisa dimanfaatkan dengan ditanami apa saja yang
bermanfaat dan bisa mempunyai nilai jual. Dalam program kerja bidang lingkungan
ini kelompok kami dari universitas muhammadiyah sidoarjo KKN-T desa putat
melihat potensi lahan kosong disekitar balai desa putat yang dapat dimanfaatkan
ditanami toga dansayuran yang bermanfaat
seperti tomat,Lombok besar,Lombok kecil, dan terung. Kami memakai sistem
pertanian organik yang mengedepankan ramah lingkungan dan yang pasti baik buat
kesehatan.
Untuk pemanfaatan lahan kosong atau sempit
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan memakai media polybag,
hidrogel, maupun hidroponik. Namun sebelumnya kita harus paham betul apa arti
dari pertanian organik.
Pertanian organik adalah
sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan
kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu
menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.
Dalam prakteknya, pertanian organik dilakukan
dengan cara, antara lain:
- Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa
genetika (GMO = genetically modified organisms).
- Menghindari
penggunaan pestisida kimia sintetis. Pengendalian gulma, hama dan penyakit
dilakukan dengan cara mekanis, biologis, dan rotasi tanaman.
- Menghindari
penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator) dan pupuk kimia
sintetis. Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan dipelihara
dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang, dan batuan mineral
alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman.
- Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif
sintetis dalam makanan ternak.
Dalam kesempatan ini kami
ingin mengajak warga sekitar untuk mengkonsumsi dan menanam tanaman organik di
halaman mereka serta memberikan penyuluhan akan penting dan manfaat tanaman
organik.
Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan
pertanian organik adalah, antara lain:
1. Kesehatan
·
Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan
bergizi sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat. Data menunjukkan bahwa
praktek pertanian organik mampu meningkatkan hasil sayuran hingga 75% dibanding
pertanian konvensional. Disamping itu, produk pertanian organik juga mempunyai
kandungan vitamin C, kalium, dan beta karoten yang lebih tinggi.
·
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan
sehat bagi petani, karena petani akan terhindar dari paparan (exposure) polusi
yang diakibatkan oleh digunakannya bahan kimia sintetik dalam produksi
pertanian.
·
Meminimalkan semua bentuk polusi yang
dihasilkan dari kegiatan pertanian. Karena pertanian organik: (1) Menghindari penggunaan bahan kimia
sintetis dan (2) Memanfaatkan
limbah kegiatan pertanian seperti kotoran ternak dan jerami sebagai pupuk
kompos.
2. Lingkungan
a. Kualitas Tanah
Menjaga
sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang baik merupakan hal yang penting dalam
pertanian organik. Untuk itu dalam pertanian organik diutamakan cara
pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi, meningkatkan kandungan bahan organik
tanah serta mendorong kuantitas dan diversitas biologi tanah.
Dalam pertanian organik peningkatan kesuburan tanah dilakukan tanpa menggunakan
pupuk kimia sintetis. Sebagai gantinya digunakan teknik - teknik sebagai
berikut :
·
Rotasi
tanaman secara tepat, mixed cropping dan integrasi tanaman dengan
ternak.
·
Meningkatkan
populasi mikroorganisme tanah melalui penggunaan pupuk
organik.
·
Meminimalkan
pengolahan tanah yang mengganggu aktivitas biota tanah.
·
Menjaga
tanah selalu tertutup dengan mulsa organik.
·
Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan
pada tanah yang miring untuk mencegah erosi.
·
Menggunakan tanaman dalam strip dan tumpang
sari.
·
Menghindari penggembalaan yang
berlebihan.
·
Tidak menggunakan bahan kimia sintetis yang
meracuni mikroorganisme tanah dan merusak struktur tanah.
b. Penghematan energi
Hasil
studi menunjukkan bahwa sistem produksi organik hanya menggunakan 50–80% energi
minyak untuk
menghasilkan setiap unit pangan dibandingkan dengan sistem produksi pertanian
konvensional. Namun demikian, ini tidak berlaku untuk semua sistem produksi
sayuran dan buah-buahan.
c. Kualitas Air
Penjagaan
kualitas air merupakan upaya yang sangat penting dalam sistem pertanian
lestari (sustainable agriculture system). Kenyataan menunjukkan bahwa
polusi air tanah (groundwater) dan air muka tanah (surface water) oleh nitrat
dan fosfat menjadi hal yang umum terjadi di kawasan pertanian. Residu pupuk dan
pestisida sintetis serta bakteri penyebab penyakit seperti Escherichia Coli
juga seringkali terdeteksi di sistem perairan.
Pada areal pertanian organik, sumber air dijaga dengan menghindari
praktek-praktek pertanian yang menyebabkan erosi tanah dan pencucian nutrisi,
pencemaran air akibat penggunaan bahan kimia. Kotoran hewan yang akan
digunakan untuk pupuk organik selalu dikelola dengan hati-hati dan dikomposkan
sebelum digunakan. Di samping itu, penggunaan pupuk kimia dan pestisida
sintetis juga dilarang dalam sistem pertanian organik.
d.
Kualitas Udara
Pertanian
organik terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global karena emisi gas
rumah kaca (greenhouse gas emission) pada pertanian organik lebih rendah
dibandingkan pertanian konvensional. Dalam pertanian organik tidak menggunakan
pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen oksida dari pupuk
buatan tersebut.
Penggunaan minyak bumi juga lebih rendah sehingga menurunkan emisi gas karbon
dioksida. Lebih penting lagi, pertanian organik menyediakan penampungan (sink)
untuk karbon dioksida melalui peningkatan kandungan bahan organik di tanah
serta penutupan permukaan tanah dengan tanaman penutup tanah.
e. Pengelolaan Limbah
Praktek
pertanian organik mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang limbah menjadi
pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian lainnya yang selama
ini dianggap limbah, justru menjadi bahan yang mempunyai nilai sebagai sumber
nutrisi dan bahan organik bagi pertanian organik.
f. Keanekaragaman Hayati
Pertanian organik tidak
hanya menghindari penggunaan pestisida sintetis, namun juga mampu menciptakan
keanekaragaman hayati. Praktek seperti rotasi pertanaman, tumpang sari serta
pengolahan tanah konservasi merupakan hal-hal yang mampu meningkatkan
keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat yang sehat bagi banyak spesies
mulai dari jamur mikroskopis hingga binatang besar.
Pertanian organik tidak menggunakan organisme hasil rekayasa genetika (Genetic
Enggineering Organism) atau organisme transgenik (Genetically Modified
Organism) serta produknya karena alasan keamanan lingkungan, kesehatan dan
sosial. Produk-produk seperti ini tidak dibutuhkan karena mungkin menyebabkan
resiko yang tidak dapat diterima pada integritas spesies.
Berikut kegiatan KKN-T
UMSIDA bidang lingkungan desa putat dengan pemanfaatan lahan kosong dengan
bertanam tanaman organik. Untuk itu ada beberapa langkah yang ditempuh antara
lain.
1. Persiapan lahan
Dalam hal ini lahan kosong yang akan dipersiapkan buat tanaman sayuran
organik dibersihkan dari gulma dan rumput untuk selnjutnya dibuat bedengan
sebagai media tanam.
1.
Pencampuran pupuk kompos organik
Dengan
memanfaatkan kotoran ternak warga yang dicampur dengan tanah sebagai media
tanam dengan perbandingan 1:1 dan menyiapkan bibit sayuran seperti tomat,Lombok
dan terung.
1.
Penanaman bibit sayur
Bibit sayuran yang sudah disemai siap ditanam
pada media tanah maupun polybag.
1.
Pemeliharaan
Dalam hal pemeliharaan ini yang dimaksud
adalah penyiraman dan pengontrolan tanaman terhadap gulma pada tanaman. Sesuai
dengan konsep organik maka pupuk yang dipakai adalah pupuk cair organik yang
terbuat dari siput sawah yang difermentasi dengan bahan organik lainnya.
Dalam penyiraman dilakukan dua kali sehari pagi dan sore hari, sedangkan
pemberian pupuk cair organik dikaukan setiap tiga hari sekali. Dengan perawatan
yang kosisten akan memperoleh hasil panen yang memuaskan sehingga bermanfaat
secara ekonomi dan kesehatan tentunya. Sehingga tercipta lingkungan yang sehat
dan tubuh yang sehat pula.
Dengan usaha yang keras dan tekun
kita yakin akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Menanam tanaman menggunakan media hidrogel dan botol bekas minuman.
Dalam program kerja
bidang lingkungan kali ini, KKN-T UMSIDA DESA PUTAT mengadakan sosialisasi
pemanfaatan botol minuman bekas sebagai wadah menanam dengan media tanam
hidrogel. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan kesadaran warga sekitar
untuk menjaga kebersihan lingkungan dan jeli dalam pemanfaatan barang bekas.
Sebelumnya kami
memberikan sosialisasi tentang pengertian apa itu hidrogel. Dan mengapa bisa
dijadikan media pengganti tanah? Inilah yang banyak ditanyakan oleh mereka.
Hidrogel adalah benda berupa serbuk cristal atau
berbentuk butiran bulat. merupakan kristal polimer yang berfungsi menyerap dan
menyimpan air dan nutrisi untuk tanaman dalam jumlah besar. Hidrogel dapat
terurai melalui pembusukan oleh mikroba sehingga produk ini aman digunakan.
Hidrogel tidak larut dalam air tetapi dia hanya menyerap dan akan melepaskan
air dan nutrisi secara proporsional pada saat dibutuhkan oleh tanaman. Dengan
demikian tanaman akan selalu mempunyai persediaan air dan nutrisi setiap saat
karena hidrogel berfungsi menyerap dan melepaskan. Hidrogel mampu menyerap air
sebanyak 500 kali berat hidrogel itu sendiri.
Tanaman hidrogel ini
hanya lebih ke tanaman hias untuk memperindah ruangan,rumah, ataupun kantor.Cara pengembangan : Apabila hidrogel mulai
mengecil, semprot dengan air maka hidrogel akan mengembang kembali.
Tanam yang cocok pada media hirdogel adalah:
1. Batang/pohon tidak berkayu.
2.
Tidak memerlukan sinar
matahari langsung/sinar dengan kadar tinggi.
3. Tahan terhadap kelembaban
tinggi.
4.
Umumnya tanaman tidak berbunga
dan berbuah.
Sosialisasi kepada anak-anak sekolah
dasar bertanam hidrogel dengan memanfaatkan botol minuman bekas.
|
Sosialisasi tanaman hidrogel ini dilakukan di sekolah dasar dan ibu-ibu PKK PUTAT |
Bahan dasar hidrogel yang masih belum
dikasih air nutrisi.
|
0 comments:
Post a Comment